(ngelanjutin novel mbak Esti Kinasih dengan versi sendiri dalam bentuk cerpen)
lanjutan "DIA TANPA AKU"
Usai dari makam sang kakak, Reinald dan Citra perlahan meninggalkan tempat itu dalam diam. Setelah keluar dari daerah pemakaman itu belum satupun dari mereka yang membuka mulut, masih dalam keadaan diam.
Mereka menunggu dipersimpangan jalan, sampai akhirnya Reinald membuka mulut.
“Cit, elo gue anterin ya ….”
“…………….” tidak ada satu jawaban pun yang keluar dari mulut Citra.
mungkin Citra merasa bersalah atas semua kejadian ini , ucap Reinald dalam hati.
5 menit berlalu, akhirnya sebuah taxi datang. Dengan spontan Reinald langsung mencegat taxi tersebut, dengan melambaikan tangannya kearah datangnya taxi tersebut. Akhirnya taxi sampai dan tepat dihadapan mereka berdua. Citra lebih dahulu masuk kedalam taxi, diikuti Reinald yang berada dibelakangnya.
Dalam taxi tersebut, keduanya tidak saling berbicara. Sepatah kata pun!
* * *
Sebentar lagitaxi yang mereka tumpangi akan segera berhenti didepan gang rumah Citra. 10 menit berlalu, akhirnya mereka sampai tepat didepan gang rumah Citra.
“Makasi buat tumpangannya…” ucap Citra yang langsung membuka pintu taxi dan langsung keluar dari taxi itu. Tanpa menunggu jawaban dari Reinald, Citra langsung berjalan menjauh dari taxi dan tanpa disadari oleh Reinald , Citra sudah tak terlihat lagi.
“Pak, ayo jalan …” perintah Reinald kepada supir taxi itu.
“Baik, mas….” jawab supir taxi itu.
* * *
Diwaktu yang sama, dengan langkah gontai Citra berjalan memasuki rumahnya. Dia merasa sangat lelah sehabis dari pemakaman itu. Rasanya ia ingin segera tidur di kamarnya. Mama Citra yang menyadari kehadiran anaknya itu lansung menghampiri Citra.
“Sayang, kamu kenapa?” Tanya mamanya.
“Aku gak kenapa-kenapa kok ma…” jawab Citra .
“Gak makan malam dulu sayang ? “
“Gak usah ma, lagi gak nafsu makan “
“Yaudah, nanti kalau kamu udah merasa lapar makanan udah tersedia dibawah tudung saji .”
“Iya ma ….” jawab Citra singkat.
Sehabis berbicara dengan mamanya, Citra lansung pergi menuju kamarnya .
Malam itu, dikamar mereka masing-masing, dua orang yang sama-sama didekam semua perasaan yang tidak bisa mereka uraikan dengan kata apapun yang pernah mereka kenal. Semuanya bercampur aduk. Merela sama-sama berjalan menuju jendela yang berada disudut kamar, dan menatap indahnya sinar bulan yang sedang bersinar terang dilangit malam mini.
Melihat kelakuan Citra yang tiba-tiba diam, Reinald merasa sedih dan kuatir dengan keadaan Citra yang seperti itu.
Ron, gue gak tau apa yang harus gue lakukan setelah ini, ucap Reinald sambil menatap sinar bulan dilangit malam.
Setelah 30 menit berlalu, Reinald memutuskan untuk mencoba tidur, karena dia harus kesekolah besok.
Dilain waktu, Citra yang menatap indahnya sinar bulan dan bertanya-tanya.
Kenapa ini semua terjadi? Tapi ini sudah terlanjur ! ucap Citra didalam hati.
* * *
Keesokan harinya Reinald sama sekali tidak terbangun saat jam bekernya melengking keras sampai Mama dan Bi.minah tidak bisa membangunkan Reinald. Akhirnya Raina adik Reinald ikut membangunkan kakaknya itu.
“Mas Reinald, cepat bangun !!” teriak Raina
“Apaan sih pagi-pagi udah jerit-jerit ?” ucap Reinald malas.
“Mas tau nggak sekarang udah jam berapa?”
Seketika Reinald melihat kearah jarum jam. Lalu terlonjak dari tempat tidurnya.
“Hah… udah jam enam ?”
“Makanya, tidur itu jangan kelamaan , Mas !” ledek Raina sambil beranjak pergi dari kamar Masnya itu dan menutup kembali pintu kamarnya.
Reinald langsung berlari sekencang angin menuju kamar mandi. Dia mandi dalam waktu yang sangat singkat. Setelah selesai mandi dan selesai berpakaian , Reinald langsung pergi tanpa sarapan. Karena terburu-buru dia sampai berlari menuju halte bus. Sesempai dibus, Reinald baru ingat akan kondisi Citra. Dia bertanya-tanya dalam hatinya.
Cit, gimana keadaan lo sekarang? Ucap Reinald
* * *
Dilain waktu, Citra yang masih berada dalam kamarnya masih tertidur lelap, sampai mamanya membangunkannya.
“sayang, bangun… udah pagi loh “ kata mamanya
“Citra lagi nggak enak badan ,Ma “ jawab Citra singkat.
“Emang kamu nggak kesekolah , sayang ?”
“Citra mau istirahat dulu ya ,Ma…”
“Yaudah, nanti mama buatin surat izin buat kamu, tapi Cuma sehari aja ya, sayang ..”
“Makasih ya, Ma “
“Iya , sayang”
Seusai pembicaraan itu Citra kambali itu, Citra kembali tertidur.
* * *
Setiba disekolah, Reinald langsung berlari menuju kelas. Sampai dikelas, cwo itu langsung melirik kesegala arah untuk mencari sosok yg sangat dicemaskannya dari tadi, tapi sosok yang dicarinya belum muncul sampai sekarang. Bel tnda masuk pun berbunyi . Kecemasan Reinald terhadap Citra semakin besar, dia sampai tidak konsentrasi belajar karena memikirkan kondisi cwe itu. Saat istirahat pun tiba, Reinald langsung heboh bertanya kepada teman-teman sekelasnya.
“Wooiii…. Kalian tau nggak kenapa Citra gak masuk ?” ucap Reinald sambil berteriak
“Citra sakit, Ren. Tadi pagi nyokapnya Citra nganterin surat izin” sahut Ian dengan jelas
Reinald yang mendengar ucapan Ian langsung bungkam, mati rasa, diam di tempatnya.
Citra sakit ? batin Reinald
* * *
Setelah sampai dirumah, Reinald langsung mengontak sahabat kakaknya itu, Andika.
“Halo, Ren…”
“Gue mau cerita sesuatu sama elo, Dik “
“Emang ada apa ,Ren ?”
“Citra sakit, Dik. Sejak kita pulang dari makamnya Ronald”
“Citra sakit? Elo udah lihat kondisi dia Ren?”
“Gu….gguu..ee… taakkuutt…”
“Elo harus lihat kondisi Citra, Ren! Dia munglin masih merasa bersalah atas semua kejadian ini “
“Iya… Lo mau nemenin gue , Dik?”
“Yaudah, besok kita lansung pergi kerumah Citra setelah pulang sekolah”
“ya,, thanks ya , Dik “
“Iya .sama-sama,Ren”
Klik! Percakapan itu pun sudah selesai.
* * *
Hari sudah malam, saatnya bagi semua orang untuk tidur, tapi tidak bagi Citra. Cewek itu masih merasa sangat-sangat bersalah atas kejadian yang disebabkan oleh dirinya itu.
“Gue nyesel, kenapa gue dari dulu nggak mengenal elo. Dan gara-gara gue, semua orang yang sayang sama elo harus kehilangan lo… , maafin gue,Ronald. Gue gak tau mesti apa sekarang.” ucap Citra sambil terisak hebat.
Cewek itu masih terus menangis sampai Ia tertidur lelap.
* * *
Keesokan harinya Reinald sudah bersiap-siap untuk hari ini, karena setelah pulang sekolah nanti dia dan Andika akan menjenguk , Citra.
Setelah pulang sekolah, Andika lansung menunggu didepan sekolah Reinald. Akhirnya sosok yang ditunggu-tunggu telah muncul juga.
“Udah siap,Ren?” tanya Andika
“iya, gue udah siap,Dik”
“Ayo kita pergi sekarang!”
“Iya. Tapi kita nggak beli buah-buahan gitu buat Citra?”
“Lo tenang aja,Ren .Udah gue siapin”
“Thanks ya, Dik”
“iya , sama-sama,Ren”
* * *
Setiba didepan rumah Citra. Reinald dan Andika langsung mengetuk pintu rumah Citra. Tokk…Tok…Tokk….. Tak ada yang membuka pintu. Reinald mengulanginya . Tokk…Tok…Tokk…..Akhirnya pintu pun terbuka. Ternyata dibalik pintu ada Mamanya Citra.
“siang Tante…..” sapa Reinald dan Andika bersamaan
“Siang juga, eh ada nak Reinald sama temannya.”
“Kami berdua mau jenguk Citra, Tante” ucap Reinald
“Silahkan masuk dulu , nak…..”
“Iya,Tante “ jawab Reinald dan Andika bersamaan.
Setelah masuk dan duduk diruang tamu Reinald dan Andika jadi salahtingkah karena diperlakukan secara baik oleh Mama Citra.
“Nak Reinald dan temannya mau minum apa?” Tanya Mama Citra menawarkan
“Emm, air putih aja deh,Tante” jawab Reinald
“oh iya, nama teman kamu itu siapa, Ren?”
“Namanya Andika,Tante.”
“ohh, Andika…. Nak Andika mau minum apa?” Tanya Mama Citra kepada Andika
“Air Putih aja deh, Tante. Sama kayak Reinald” jawab Andika
“ohh. Tunggu sebentar ya , biar Tante buat dulu”
“Iya tante “ jawab mereka bersamaan.
3 menit kemudian, Mama Citra sudah menyiapkan 2 gelas air putih yang dipesan oleh Reinald dan Andika.
“Silahkan diminum, Nak “ kata Mama Citra
“Iya,Tante” jawab mereka bersamaan
“Emm,ngomong-ngomong Citranya dimana Tante?” tanya Reinald
“Lagi dikamar , Nak. Sudah 3 hari ini Citra terus ngurung diri dikamar dan tidak mau makan ”
“3 hari , Tante?” ucap Andika yang terkejut mendengarnya
“Iya.Nak” jawab mama Citra
“Kami boleh jenguk sekarang, Tante?” tanya Reinald
“Boleh, pasti Citra senang kalo ada teman yang menjenguknya, ayo Tante anterin kekamarnya” jawab Mama Citra
“Iya , Tante” jawab Reinald dan Andika bersamaan
Akhirnya Reinald dan Andika sampai kekamar Citra. Ama Citra berusaha mengetuk pintu, agar Citra mau membuka kamarnya.
“Ccciittrrraaaa….. ada teman kamu yang datang, sayang …” ucap Mama Citra sambil sedikit berteriak
“…………” tidak ada jawaban
Ketika Mama Citra memegang handle pintu kamar Citra, ternyata tidak dikunci !!!
Mereka bertiga langsung masuk kekamar Citra . Mereka terkejut melihat keadaan kamar yang begiu berantakan , semua barang berserakan . Begitu melihat seluruh kamar , mereka menemukan Citra dalam keadaan tak sadarkan diri !
“Ciitttrraaa !!!!!” teriak Mama Citra yang sudah terkejut begitu melihat kondisi anaknya itu.
“Cittrraa ….!!!” Teriak Reinald dan Andika bersamaan
“Bannguunn Cit! Bannggunnn!!” teriak Reinald sambil mengguncangkan tubuh Citra.
* * *
Reinald, Andika, dan Mamanya Citra yang dari tadi cemas akan keadaan Citra, langsung menanyakan dokter yang baru saja keluar dari ruangan tempat Citra diperiksa.
“Gimana keadaan anak saya, Dok?” Tanya Mama Citra cemas
“Dia baik-baik saja Bu, anak ibu kecapean, kurang tidur , dan tdak mau makan.Sekarang kondisinya jauh lebih baik ” jawab dokter itu
“Terimakasih , dok “
“iya, sama-sama , bu . mariii….”
“tunggu dok, “ terdengar suara Reinald
“Ada apa ?”
“Boleh sekarang kami melihat keadaannya ?”
“Tentu saja boleh, tapi biarkan dulu dia beristirahat .”
“Terimakasih ,dok”
“Baiklah, saya pergi dulu. Karena ada pasien lainnya yang harus saya tangani.”
Setelah dokter itu pergi, Reinald, Andika , dan Mama Citra langsung masuk keruangan tempat dimana Citra dirawat.
“Cepat sembuh ya sayang … “ ucap Mama Citra sambil mengecup kening Citra
“Nak, tolong jaga Citra sebentar ya…” pinta Mama Citra
“Iya, Tante” jawab Reinald dan Andika bersamaan
* * *
5 jam telah berlalu, dan hari mulai malam tapi citra juga belum bangun dari tidurnya . Mungkin dia harus istirahat penuh 1 harian ini. Mama Citra yang baru saja datang, langsung meminta pergantia posisi menjaga Citra dari Reinald dan Andika.
“ Nak, kalian pulang saja. Hari sudah malam “ ucap Mama Citra
“Ayo, Ren . Kita pulang dulu. Beso kita harus sekolah.” Ajak Andika
“eemm, besok kami dating lagi ya , Tante “ ucap Reinald
“Iya, Nak. Hati-hati di jalan ya … “ jawab Mama Citra
Akhirnya Reinald pulang bersama Andika menaiki bus. Selama diperjalanan Reinald terus diam , diam, dan diam.
“Ren, lo kenapa ?’’ Tanya Andika
“Gue gapapa kok , Dik “ jawab Reinald singkat
“Yakin lo?” Tanya Andika lagi
“Iya, gue yakin, lo tenang aja ,Dik”
Andika tidak percaya dengan perkataan Reinald. Dia yakin kalau Reinald sekarang merasa bersalah pada Citra. Mengapa jadi serumit ini????
* * *
Keesokan harinya Reinald pergi sekolah seperti biasa, tapi ada yang berbeda dari Reinald hari ini. Dia berantakan !!! begitu sampai disekolah, dia langsung duduk tanpa bicara sedikit pun . Tidak ad aktivitas yang dia lakukan selain diam, memikirkan sesuatu, CITRA!!
Akhirnya bel tanda pulang sudah berbunyi, Reinald langsung berlari keluar gerbang mencari temnannya, Andika. Dilihatnya Andika sudah menunggu didepan pintu gerbang sekolahnya .
“haii , Ren” sapa Andika’
“ayo kita berangkat !” ucap Reinald yang langsung menyudahi pembicraan itu.
* * *
Akhirnya mereka sampai dirumah sakit, dan langsung menuju ke kamar Citra . Ketika melihat kamar Citra , kosong !!!! tidak ada siapapun disana. Reinald langsung panik dan bertanya kepada seorang suster yang baru saja memasuki kamar Citra.
“Pasien yang ada dikamar ini kemana ya, suster?” Tanya Reinald
“Oh, yg namanya Citra ya? Tadi dia pergi ketaman “ jawab suster itu
“makasih ya sus ….” Jawab Reinald langsung
Tanpa mennunggu lagi, reinald langsung berlari sekencang angin menuju taman yang berada disamping rumahsakit itu. Dia berlari tanpa Andika. Andika tertingggal jauh disana. Ketika menemukan taman itu, dia melihat Citra sedang memandang bunga mawar putih yang berada didepan cewek itu. Reinald langsung berjalan mendekati Citra .
“ Cittrraa …. “ ucap Reinald lembut
Citra langsung menoleh setelah tau siapa yang berada disampingnya sekarang.
“Ngapain lo dating kesini?” ucap Citra sinis
“Gue kesini pengen ngomong sesuatu sama lo, Cit” jawab Reinald
“Gak ada lagi yang perlu dibicarakan , Ren!”
“Gue mau minta maaf kalo kejadiaannya bakalan serumit ini,Cit”
“Gu..guuee… juga minta maaf karennaa….” Rasanya Citra mau menangis lagi
Reinald langsung memeluk erat Citra dan memeluknya dengan erat.
“Maafin gue ya , Cit”
“Gue juga …” jawab Citra sambil menangis
“udah, lo jangan menangis lagi, semua udah seleai”
“Tapi ggu…guee… “
“Ssssttt. Lo jangan ngomong gitu lagi ya,Cit” sambil meletakkan jari telujuknya kebibir Citra
Reinald terus memeluk Citra, mereka berdua tidak ingin melepaskan pelukan itu….
“Cit…” ucap Reinald
“Iya , Ren …”
“Lo mau gak jadi pacar gue ?” Tanya Reinald
Citra yang langsung shock mendengar itu , hanya bisa diam .
“Cit… gue tunggu jawaban lo sekarang … “
“Guueee….” Ucap Citra dengan perasaan bingung
“Cittt????”
“Iya, gue mau “ ucap Citra akhirnya
“Makasih, cit… “ sambil mencium kening Citra dengan lembut
“Gue akan jagaain lo dengan baik “ ucap Reinald lagi
“Makasih , Ren”
“Makasih , Ron “ ucap Reinald dalam hati
* * *
Dibalik pohon yang berada didekat Reinald dan Citra ternyata ada Andika dibelakang pohon itu. Dia tersenyum .
“Ron, sekarang semuanya sudah selesai. Citra sekarang berada pada orang yang tepat untuk dirinya, yaitu adik lo sendiri ,Reinald . Gue rasa sekarang pasti lo tenang disana . Citra akan bahagia bersama Reinald . Gue kangen sama lo, Ron. Semuannya akan selalu gue simpen dalam memory gue, semua kenangan ini !” ucap Andika yang tak menyangka bahwa dia akan menagis
SELESAI
No comments:
Post a Comment