Langit JINGGA
Semburat JINGGA MATAHARI mulai pulang ke peraduannya
Melingkupi mega-mega raya
Dan kita duduk bersama memandang angkasa , kitab takdir yang terbuka
Di puncak ancala, memetik EDELWEISS dengan merona
Angin GUNUNG bertiup alangkah dramatis, menebarkan aroma rempah harum rambutmu
Aku terbuai seperti popinjay mabuk, tak kuasa menahan pesonamu
Aku terbawa suasana , larut dalam cinta yang begitu nyata
Hingga kegelapan turun perlahan menyisakan sedikit kesenyapan
Dan kau memudar menyatu dengan alam
Berdesir seirama angin
Berubah transparan dalam tekanan kabut
Kau terbang dan menghilang, yang tinggal aku dengan kesenduanku
Senandung ELEGI surgawi bermelodi tak terbantahkan mengiringi kepergianmu
Menempati hampa hatiku tanpa kelingan mata bolamu
Kau tak tergapai, begitu maya untuk dijelaskan
Konstalasi alam yang tak akan kumengerti
Bayanganmu pun semu belaka, sedikit jua tak tersisa
Bahagialah di sana, wahai gadis selaras SENJA
No comments:
Post a Comment