Kau lukisan senjaku
Siluet yang selalu ku rindu....
Hadirmu matahari, di ufuk Barat
meski menanti satu bilangan hari
agar kita bisa bertemu lagi
bagiku kau selangsa Jingga
Candu dan kekagumanku
sosokmu tegar laksana Gunung
kupikir mampu membendung dukaku
Lelaki yang selalu bersenandung
Tuhan, Jadikan aku edelweis baginya
agar selalu Abadi
menemani sampai mati
ketika bumi menutup cerita
Dalam sebait do'a
Hatimu teteplah penuh cinta
meskipun dunia Fana
dan kita akan tergerus masa
Sayap-sayap peri
di bulan Februari
warnanya jadi merah jambu
serupa rona wajahku
mengenang pertemuan
aku dan secangkir teh kenangan
mereguk harapan
pada Sang Tuhan
No comments:
Post a Comment