Tuesday, December 20, 2011

Cerpen : Honey Intania Yonarizky ( @intaniaHiry )

Sahabat Sampai Mati
yaah haha dhina memang selalu begitu. selalu tertawa dan meyakinkan aku kalau dia baik baik saja. padahal tanpa dia sadari aku tau. yaa jujur aku tau apa yang sedang dialami dhina. walaupun dia selalu menutupinya dari aku sahabatnya. tapi aku hanya bsa diam, berharap dhina menceritaknya sendiri.

 Mungkin sebenarnya dhina ingin menceritakan semuanya tapi sayang seperti ada yang menahanya untuk bercerita kepadaku, sayangnya kami masih mencari tau apa yang menahan dhina untuk tidak cerita kepadaku. Padahal, seberat atau serumit apapun masalah dhina, aku akan tetap membantunya. itulah gunanya aku sebagai sahabat.  Sahabat adalah seseorang yang bisa mengerti kita. Orang yang selalu membantu kita saat kita jatuh, orang yang selalu memberikan motivasi kepada kita saat kita lemah, memberikan keyakinan saat kita ragu, selalu mengerti kita, selalu berfikir positif tentang kita. Itulah SAHABAT. Dan dhina memiliki aku, sahabatnya.

 kemarin tidak sengaja aku mendengar dhina menangis. dhina jarang menangis begitu tapi kali ini terdengar begitu hancur tangisnya. ada apa sebenarnya? aku dekati dia dan aku tenangkan dia akhirnya dia bercerita kepadaku tentang semuanya, dan akulah orang yg pertama mengetahui hal ini. tuhan .. apa ini yg selama ini di rasakannya ? apa ini semua arti dari setiap tawa saat dhina ? apa ini ?.  ternyata tertawa yang selama ini dia tunjukan hanyalah pelarianya?! aku gak tau ternyata dhina memiliki kisah gelap dalam hidupnya. Ku coba membantunya mencari solusi.. tapi jujur ak sendiri masih belum bisa membayangkan jika aku ada diposisi dhina, sangat menyakitkan!. hati ku pun ikut menangis..mendengar kenyataan hidup dhina yang sesungguhnya. ternyata dhina mengidap penyakit kanker otak . sakit kepala yang selama ini ditanggapinya dengan enteng ternyata akibat kanker yang menyebar di kepalanya. 

Dhina tau, aku kesulitan tuk membantunya mencari solusi. dan hal ini membuatnya merasa bersalah.. aku bingung,dhina memang anak orang kaya tapi jujur saja orang tuanya tidak pernah memperhatikanya, itu sebabnya dhina nggak mau bercerita kepada siapapn, karna menurutnya jika dia mati pasti akan banyak yang peduli padanya disana. seketika otak dan perasaanku membeku.. kenapa semua itu harus terjadi pada dhina..sahabat ku ? kenapa bukan aku saja ??. karena mungkin bila ini terjadi padaku, tidak terlalu banyak orang yang bersedih saat aku pergi, tidak banyak orang yang menangis.

aku memandang wajahnya , sekilas senyum kecil pun muncul di wajahnya , aku bertanya dalam hati "apakah ini senyum palsu seperti kemarin ? "
sesaat aku sadar , senyum itu PALSU , kabahagian yang saat ini dia berikan hanya sebatas di WAJAHnya ! bukan di HATI.
Dhina, sahabatku..

Walau kami tak bisa membantu banyak untuk masalah penyakitmu itu, tapi ketahuilah,,kami akan selalu ada bersamamu. tapi dhina seorang cewek yang tegar, juga kuat. tapi sekuat apapun dia, dia gak bisa terus menerus berbohong seperti ini, aku takut banget kalo dhina terlambat untuk ditangani dan dia pergi aku gak bisa ngebayanginya. lalu bagaimana dengan reyhan? dia pacar dhina. apa dia taau? bagaimana dengan mama papanyaa? sudah berapa lama seperti ini? sudah separah apa sakitnyaa? berjuta rasa tanya berkumpul di kepalaku menyeruak keluar meminta jawaban yang hanya terjawab oleh wajah sakit dhina. ya, reyhan dia sangat mencintai dhina, sedangkan orang tuanya? walaupun orang tuanya sudah tidak peduli tapi rasa sayang kepada anaknya pasti masih ada, apalagi dhina adalah anak tunggal, betapa sakitnya persaan orang tua dhina jika dhina benar-benar pergi. Mengapa dhina harus menyembunyikan semua ini? "karna ku tak mau membuat org-org sekelilingku mencemaskanku" jwbannya itu benar-benar membuatku merasa bersalah, karena ku merasa tak berguna sebagai sahabatnya... sekejap aku membeku. yah aku yang mengaku gampang menebak orang, aku yang mengaku bisa menyelami perasaan teman temanku kali ini gagal.

Aku berusaha membujuknya untuk memberitahukan kepada orang lain, paling tidak orang tuanya. tapi dhina tetap bersi keras untuk menyembunyikan ini. itulah yang membuatku semakin takut!. takut akan kehilangan sosok yang sangat ceria, sosok yang sangat tegar, sosok yang selalu memberikan tawa kepada orang disekitarnya! namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa diam merasakan apa yang dhina rasakan

sampai suatu hari dhina pingsan saat jogging bersamaku, aku panikk. kata orang "tuhan tidak akan memberikan cobaan melewati batas kemampuan seseorang " apa benar cobaan ini tidak melewati batas “kemampuan" dhina ? lagi-lagi sebuah tanya tanpa jawab .. sebuah tanya tanpa ada jawabanya. Mungkin ada namun sangat banyak hingga pertanyaan itu akhirnya tak terjawab dengan benar.  yang paling membuatku sakit saat lirih berkata, "vin bsok tmenin aku ke dokter ya? mgkin aku sudah harus memasuki masa kemoterapi" seraya menarik pelan rambut yang kukira rambut asli ternyata PALSU ! kepala dhina belum botak tapi jelas sudah menipis rambutnya. Rambutnya yang dulu sangat indah lurus terikat. Kini? jeritan tertahanku keluaar. aku menangis. Menangis melihat keadaan dhina saat ini.  Ingin rasanya ku meminta dhina tuk membagi deritanya ini.. Tapi apa dayaku? Aku hanyalah makhluk yg lemah.. sahabat yang sulit diandalkan. Dhina, maafkanlah aku,,sahabatmu yang sungguh tak berguna ini.

hari ini aku benar-benar menemani dhina untuk kemotrapi, saat dhina menjalani kemotrapi aku bertanya kepada dokter, dokter menyatakan sesuatu yang sangat mengejutkan, tak ada alasan untuk aku tidak menangis saat mendengar pernyataan dokter itu. menurut dokter dhina mungkin hanya bisa bertahan selama 2 bulan! sangat singkat,! aku jatuh terduduk tak kuasa menahan air mata yang mengakir dari mataku.. hal yg paling aku ingat ,dhina berkata reyhan jangan smpai tau . orang tuanya juga .hanya aku yg tau. Aku sendiri yang tau tentang bagaimana keadaan dhina sesungguhnya. Ingin rasanya ku berteriak sekeras-kerasnya.. “TUHHAAANNNN, DAPATKAH ENKAU MENGHAPUS PENYAKIT ITU DARI TUBUH SAHABATKU??.” namun sayang itu percuma malah akan memperburuk keadaan dhina.

selama sebulan ini aku temani dia, kemanapun! tak ingin aku melewatkan sedetik pun waktu tanpanya.  dhina tetap bersama reyhan tetap seperti biasa. smpai akhirnya aku tidak tahan. saat dhina mulai harus berada di rumah sakit tidak boleh pulang ,aku memberitahu reyhan.. Sepandai-pandainya tupai melompat,pasti akn trjatuh, bgtu pula trhdap msalah ini. .

Reyhan dan keluarga dhina akhirnya mengetahui tentang penyakitnya ini. dan orang tuannya pun segera membwa dhina ke Singapura untuk berobat.. namu saat d perjalanan menuju singapura, kondisi dhina drop. membuat kami yang mengantarkannya menjadi sangat takut!.
aku tau itu tak mungkin tapi aku hanya berharap keajaiban itu akan datang, aku hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik untuk dhina.

jika mungkin telah waktunya maka tak ada lagi yang bisa aku lakukan, slain berdoa tuk dhina.. tak beberapa lama seucap kata terakhir dhina "ikhlasin gue, entar kalian akan nemuin orang lain yang lebih baik dari gue". setelah itu dhina semakin drop dan tak sadarkan diri. saat tiba di singapura dhina segera dilarikan keruang icu. kami semua berharap was-was. terlihat wajah penyesalan dari raut wajah mama dhina..terasa lama.. lama sekali...... sangat lama rasanya sampai dokter itu keluar dan menggeleng, seperti mimpi ,yah ini mimpi. Mimpi buruk bagiku
 yaaa mimpi, mimpi buruk!! saat itu "bruk" aku tak sadarkan diri!
saat aku sadar mama dhina berteriak histeris!. air mata tak mampu aku tahan saat terlihat tubuh kaku dhina keluar, beberapa kali aku hampir jatuh pingsan. serasa mimpi ini semua bisa terjadi. yaaa aku berharap ini hanya sebuah mimpi buruk!.
aku coba tuk sadarkan diriku bahwa ini semua  mimpi, namun sayang  ini semua bukan mimpi. tanpa sadar setes air bening jatuh ke pipi ku, tangisan beku. Tangis yang sejak lama aku tahan kini tumpah saat mendengar bahwa dhina satu-satunya sahabatku tak ada lagi "DHINA... DHINA.." aku menangis semakin tak tertahankan.”dhina?? Apa yang terjadi?!?” teriaku saat itu meminta penjelasan dari mata-mata dihadapanku, mata-mata sedih yang melihatku, mata-mata orang yang merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan.

Dengen gemetar aku menelepon reyhan ,dan ledakan tangis reyhan hanya menambah getar tubuhku. siapa saja bantu aku ,aku harus bagaimana. harus bagaimana saat melihat semua orang menangis histeris. harus bgaimana saat melihat tubuh dhina kaku sperti ini.  tak sanggup aku melihatnya, mamanya dhina hanya melihat sosok anaknya yang telah terbaring kaku. Beku. tak bisa melakukan apapun selain menangis dan menatapnya, reyhan mencoba tuk menenangkanku, walau ternyata dia juga merasa sangat tersakiti atas kepergian dhina.. Ku tak sanggup tuk berkata lagi..

Dhina...sahabatku..kini harus menjadi kenangan..yaa sebuah kenangan yang indah. Kenangan yang sangat inda jika aku mengingat bersamanya, namun menjadi kenangan yang sangat menyakitkan jika tidak ada lagi dia untuk mengingat semua kenangan ini. dhina pergi. dhina pergi untuk selama-lamanya, dia meninggalkan kenangan manis. justru kenangan itu yang membuatku sangat sulit untuk melepasnya.
 kenangan yang kan selalu kusimpan selama hidupku, kenangan manis nan indah yang sungguh mampu membuat isak tangis ku makin tak tertahankan ketika mengingatnya..  dan walau jasadnya telah pergi dia kan selalu ada dihatiku tuk selamnya...
SAHABAT SAMPAI MATI DHINA

No comments:

Post a Comment