“Ella…. Tunggu gue dong! Jalan lo cepet banget sih kayak kereta tahu…” Tanya Rika sambil membawa buku dari perpustakaan. Ella menoleh berbalik, dia baru sadar kalau temannya memanggil di seberang yang tak terdengar oleh dia sendiri.
“yaa… ampun Rika! Maaf yaa jalan gue kayak kereta. Sini biar gue bantu bawaiin buku” sahut ku dengan wajah bersalah dan aku membawa sebagian buku biologi sebanyak 40 anak di kelasnya.
“Ella… lo kenapa sih jalan lo cepat-cepat gitu. Habisnya kayak orang mau buru-buru aja ckck” tanyanya sambil berjalan menuju ke kelas.
“Duuhh… maaf yaa gak tahu nih, tapi kata mama gue kayak kereta jalannya. Dan satu lagi gue di suruh jalan kayak cewek-cewek lainnya” jawab ku sambil berdesis.
“Eehhmm.. maksud nyokap lo tuh harus berlagak seperti cewek feminim. Iya gue juga bingung sama elo lagian jalan yang bener napa? Lo kayak tokoh kartun yang memang aneh kayak….” Tanyanya sambil berfikir.
“kayak siapa maksud lo???” Tanya ku memotong.
“iiitttuu loh yang EMILY THE STRANGE masa lo gak tahu. Tuh kartun dah lama banget tahu tapi, walopun udah lama banget dia terkenal banget lohh..”
Di kelas mereka berdua membagikan buku yang akan di pelajarinya. Saking cintanya dengan pelajaran tersebut Ella membagikannya dengan cepat sedangkan Rika malah melihat temannya membagikan buku dengan terburu-buru.
Saat istirahat berlangsung mereka berkumpul dengan sahabatnya yaitu Rika, Stella, dan Bebby.
“Ella..kenapa muka lo cemberut aja. Lagi bad mood yaa???” Tanya Bebby yang duduk di sampingnya sambil minum es mambo.
“yaa nih kayaknya hari ini ga tahu kenapa. Eh gue mau Tanya kalian jawab jujur yaa selama kitaudah 3 tahun sahabatan. Emang jalan gue cepet yaa kayak kereta api???” Tanya ku sambil berbisik-bisik. Yap Ella ini orangnya memang agak sembrono dan dia paling suka warna hitam dan apalagi dia punya peliharaan kucing yang namanya Sweety. Mereka bertiga tertawa kecil kalau Ella menanyakan seperti itu ke mereka.
“hah… maksud lo Emily gitu. Habisnya jalan lo lucu dan aneh. Lo masih ingat gak waktu kita pergi nonton, elo malah jalan cepet duluan, lo masih ingat gak???” Tanya Stella.
“berarti lo dah pada tahu dong kalau gue jalannya cepet. Masa sih gue di bilang kayak Emily. Kalian nyebut gue Emily !!! gak-gak gue bukan Emily, gue Ella!!!” tanyaku sambil berdesis.
“loh kok pada ketawa sih, ada yang lucu. Ini bukan lucu tahu. Gue serius tahu!!!” Tanya ku sambil kesal.
“hahahaha… gaya lo memang yang dulu La.. gak pernah berubah” sahut mereka berbarengan.
“Kak Bima! Lo tumben jemput gue.. kenapa kak???” Tanya ku kaget dengan motor gedenya.
“Udah cepet naik, tadi mama telepon kalau papa masuk ke rumah sakit. Dah jangan bengong ayo cepet naik. Kasihan mama di sana!”
Tanpa banyak kata Ella terdiam ketakutan kalau apa yang terjadi dengan papanya. Melihat mamanya duduk di ruang tunggu UGD yang sedang menangis. Ella menghampirinya tanpa buang waktu.
“mama…. Papa kenapa ma??? Aku khawatir mah…. Hiks..hiks..hiks..” Tanya ku sambil menangis dan memeluk mama.
“iya sayang, papa mu. Jantungnya tiba – tiba ga berfungsi, mama ga ngerti kenapa. Padahal kan tadi pagi enggak apa –apa. Mama juga tadi dapat telepon dari kantor papa, makanya mama di suruh kesini…” sahutnya sambil memeluk Ella di sampingnya. Kakanya juga menghampiri mereka berdua di ruang tunggu UGD. Sudah 4 jam mereka menunggu… begitupun kakaknya Ella bolak-balik jalan di depan pintu UGD. Dengan cemasnya, akhirnya dokter keluar dan respon dari mama pun beranjak dan menanyakan sauminya sambil menangis.
“bagaimana… dokter keadaannya??? Tanyanya dengan cemas.
“begini bu…, keadaan suami anda sekarang ini sedang kritis bu… jadi mohon atas doanya biar cepat di atasi, ibu mohon sabar yaa… ” jawab dokter yang memakai kacamata lalu pergi pamit sebentar untuk mengurusi pasien lain.
“mah.. sabar yaa mah… pasti papa baik-baik saja. Moga-moga papa di lindungin oleh Tuhanamien….” Tanya kakak Ella sambil memeluk mamanya.
“APA!!!... bokap lo masuk ke rumah sakit, karena jantung? elo sabar yaa… sekarang elo di mana biar gue kesana sama yang lain” Tanya Rika terdengar di seberangan.
“gue ada di rumah sakit yang dulu itu. Yaa makasih yaa guys hiks..hiks..hiks” sahut ku sambil nangis.
“OK.. lo tunggu yaa..” klik tanda tutup telepon dari Rika. Hari sore hujan deras yang malang bagi keluarga Ella. Tertera jam di headphone menunjukkan pukul jam 16.00. keadaan papa yang membuat mamanya shock, begitupun Ella dan kakanya yang tak tahan melihat mamanya.
“Ella…. “ Bebby memanggil… dari keluar lift. Mereka bertiga menghampirinya dan tak lupa menyapa mamanya Ella.
“tante.. sabar yaa!” Tanya Stella sambil memeluk dan mengusap punggungnya.
“yaa sayang.. makasih yaa” sahut mama sambil mengusap-usap air matanya.
Hujan masih membasahi bumi dengan deras. Kemudian dokter menghampiri mereka danmemberitahukan bahwa suaminya akan di pindahkan ke ruangan kelas 1 untuk menjalani terapi medis. 1 jam berlalu akhirnya papanya di pindahkan ke ruangan.
“La… besok lo masuk ga? Kalau kakak lo gak bisa nganter, biar gue pagi-pagi jemput lo yah?” Tanya Bebby yang duduk di sampingnya.
“gak usah Bebb.. biar gue temenin mama aja disini” Tanya ku lemah.
“Bebby lo jemput dia aja yaa.. gue gak bisa nganter dia ke sekolah.. lo bisa kan?” Tanya kakaknya Ella sambil menyambung pembicaraan. Bebby malah memberi senyuman kalau dia mau.
“tapi, kak lo juga harus kuliah kaaaaann?” Tanya ku balik.
“gue lagi libur dek.. lebih baik lo sekolah aja. Lagipula lo kan baru masuk sekolah jadi biar gue yang temenin mama ok!” jawabnya semangat sambil mengusap-usap poni kudanya Ella. Ella hanya bisa terdiam tanpa banyak kata. Sudah larut malam, Ella dan sahabatnya pamit dengan mama dan kakaknya. Saat keluar dari kamar pasien kakaknya hanya bisa tersenyum dan memberi semangat buat adeknya.
“besok gue jemput lo yaa…La daaaaahhhh” Tanya Bebby di kaca mobil. Lalu Ella membalas dengan senyuman dan mengunci pintu pagar. Berbalik jalan menuju pintu, dia di sambut oleh mbok Surti lalu memeluk Ella yang lemah dengan bagaikan anak tersayang.
“non.. gak apa-apa kan. Mbok khawatir aja, tadi mama enon telepon katanya non harus istirahat. Pasti non belom makan yaa non. Mbok sudah buatkan makanan kesukaan non” tanyanya sambil mengusap-usap bahu Ella. Yap dari pada nolak, Ella langsung mau makan karena mbok sudah tahu kalu dia lagi sedih pasti di buatkan makanan kesukaannya.
“udah mbok aku dah selesai makan, ya sudah aku ke atas dulu yaa mbok” sahut ku dengan lemas.
Malamnya Ella tertidur pulas.
TOK-TOK….terdengar dari luar pintu kamarnya Ella.
“Ellaaaaa……. Bangun dong La, udah pagi nih cepet yaa gue tunggu di bawah” Tanya Bebby sambil teriak di seberang pintu kamar Ella. Tetapi Ella tidak membalas sahuttan temannya itu. 30 menit berlalu Ella langsung bangun kaget kalau dia hari ini sekolah. Dia mulai cemas dan buru-buru mandi takut kalau dia akan terlambat. Dengan buru-buru dia lupa sarapan.
“mbok Bebby mana mbok??? Tanya ku cemas.
“lah non tadi temen non dah berangkat duluan, dia kesini nunggu non bangun tapi, non gak bangun juga. Sudah di ketok-ketok pintu kamar non..eeehhh gak di jawab ama non sendiri” sahutnya kaget melihat Ella telat bangun.
“terus aku di tinggaliiin mbok??? Aaaaddddduuuuhhh aku berangkat sama siapa mbok?” Tanya ku desis gak karuan. Lalu mbok memberi uang 50.000 dari saku bajunya.
“ini non uang dari non Bebby, katanya kalau non telat pake uang ini aja untuk naik taksi” tanpa berfikir banyak Ella memgambil dan lalu pergi berangkat.
“huuuhh kalian jahat yaa. Awas nanti hufftttssss” Tanya ku di dalam hati yang kesal. Saat masuk kelas ternyata gurunya tak masuk. Untung saja Ella jalannya cepat.
Di sampingnya Rika yang sibuk mencari pulpennya. Dia gak sadar kalau di sampingya Ella yang datang terlambat.
“eelllo La, baru datang bukannya lo bareng Bebby kkaaaannn???” Tanyanya kaget.
“enggak Ka, gue naik taksi. Dduhh jangan Tanya-tanya dulu yah gue males jawabnya” sahut ku desis sambil merapikan poni kuda ku. Rika hanya tertawa tipis melihat sahabatnya dengan gayanya yang sembrono.
“ayo La… temenin gue ke perpus yaa untuk mulangin buku nih…” tanyanya sambil bawa buku banyak.
“yaa cepet yaa… sini sisanya biar gue yang bawa bukunya”
“ooohhh iya nih thanks…”
“Ella… Ella lo tuh mirip kayak Emily yah ckck…” tanyanya di dalam hati.
“Rika…. Lo kenapa ngelamun. Kok malah….”
“eeehhh…anuu duh maaf tadi gue ngelamun yaa… maaf-maaf”
“haaaii kak… kok kakak mirip sama Emily yaa.. aku ngefans lho hehe..” Tanya ade kelas sambil menyapa. Ella malah kaget kalau dia di bilang mirip dengan Emily. Sahabatnya sendiri malah tertawa kecil sambil bisik-bisik di sampingnya. Ella hanya bisa membalas senyuman ke ade kelas.
“puaasss lo sekarang tertawaiiin gue!! Huffftt. Terus juga lo kenapa Bebb… tinggalin gue, katanya lo mau jemput gue. Eeehh malah lo berangkat duluan lagi” Tanya ku dengan kesal.
“hehe iyaaaa maaff ya say.. habisnya gue dah nge-dor-dor pintu kamar lo tapi, gak di buka sama lo. Malahan pintu lo di kunci lagi. Mana bisa gue masuk…”
“ddaahh kalian jangan pada ribut… lagipula kann Ella lagi bad mood kalian dah tahu kann??” sahut Stella mendamaikannya.
“maaf kak..kakak yang namanya Emily yaaa?? Tadi pak kepsek cari kakak untuk menghadap. Ada berita penting!” Tanya ade kelas memakai kacamata lalu pergi. Ella malah semakin bingung dan takut kalau kepsek mencarinya. Padahal dia gak punya salah. Tanpa basa-basi dia pergi meninggalkan sahabatnya di kantin. Sahabatnya sendiri kaget dan buru-buru ikut ke kepsek untuk lebih jelasnya apa yang terjadi dengan sahabatnya.
“permisi pak…” Tanya ku
“ohh… kamu masuk nak..” sahut kepsek menyambutnya. Ella duduk di ruangan. Pak kepsek langsung memulai pembicaraan. Sedangkan Ella sendiri malah ketakutan.
“nak… tadi mama mu telepon dari rumah sakit katanya papa mu…???” Tanya kepsek dengan ragu-ragu.
“ada apa dengan papa saya pak???” sahut ku cepat.
“begini nak kamu harus terima kejadian ini….. papa kamu meninggal dunia tadi jam 08.00 karena struck”
“APA PAK… GAK MUNGKIN PAPA SAYA MENINGGAL!!!” sahut ku dengan tidak percaya.
“HAHH.. innalilahi wa’innalilahi roji’un…..” bisiknya sahabatnya yang menguping di jendela kepsek. Sahabatnya melihat-lihat kondisi Ella yang mulai lemah dan tak berdaya mendengarkan pengumuman itu. Langsung saja mereka bertiga masuk. Kepsek pun kaget kalau mereka sudah tahu dan mereka menjelaskan.
“maaf pak kami-kami gak sengaja menguping pembicaraan bapak dan teman kami pak..” Tanya Stella mewakilkan pembicaraan. Ella menagis kejar dan tak tahan berdiri. Mereka di persilahkan untuk ke rumah Ella. Sekeliling kelas anak-anak melihat keadaan Ella yang menangis. Anak-anak kaget kalau apa yang terjadi oleh denganya yang keluar dari ruang kepsek.
“sabar ya La… kita-kita akan bantu lo..jangan down gitu La..”
“TIIIDDDDAAAAAKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!” aku bangun dengan mimpi ku yang sangat aneh.
“non kenapa non..???” Tanya mbok sambil mengetok-ngetok pintu Ella.
Lalu Ella membuka pintunya dan langsung memeluk mbok dengan ketakutan. Ella bangun jam 5 pagi. Mbok sendiri malah bilang istigfar…untuk Ella.
“non mimpi buruk yaa non?” tanyanya mbok dengan melepas pelukannya.
“ga tau ni mbok, aku mimpi buruk banget ngeri!!! Banget mbok” Tanya ku dengan gugup.
“memang kamu mimpi apa non? Kok kelihatan ketakutan, cerita sama mbok non. Biar masalahnya cepet kelar”
“ee..anu mbok…” sahut ku dengan takut.
Setelah dia menceritakan semuanya. Mbok pun malah tertawa seakan-akan mimpinya itu hanya sebuah mimpi. Lalu Bebby menjemput Ella dan mereka berangkat sekolah.
“apa..lo mimpi kayak gitu, aneh lo semua itu kan hanya mimpi La. Jadi mendingan lo banyak berdoa buat papa lo, biar cepet sembuh. Jangan mikirin yang macem-macem deh. Gak baik tahu…” sahut Bebby tidak percaya sambil baca buku di perpustakaan. Setelah jam istirahat berlalu, ada seorang cewek yang dari tadi sudah membututi Ella dari belakang. Ella pun juga menyadari kalau dia di bututi oleh seseorang.
“guys.. dari tadi gue kayaknya di ikuti sama sesorang deehh??”
“mang sapa yang ngikuti lo dari belakang, kayaknya dari tadi gak ada orang tuh yang ngerasa aneh. Feling lo salah kali” sahut Luna sambil telengak-telenguk mencari seseorang yang aneh.
“La, may be perasaan lo ja ok” sahut Rika sambil menepuk pundak sahabatnya itu.
Setelah di pikir-pikir Ella percaya kata-kata sobatnya. Kemudian cewek si misterius itu masih membututi Ella di sekolah.
“La, setelah kejadian kemarin gaya lo ga pernah berubah yaa. Tetep aja gaya lo memang Emily banget yah hehehe…” sahut Rika sambil tertawa kecil.
“iiihhh, maksud lo ! gak lah masa gue di bilang Emily.. ckck mang dari penampilan gue ada yang sama gitu???” Tanya ku.
“yaa, menurut gue lo bener mirip Emily kok. Yaa masih mending lo di bilang Emily daripada apa gitu mau gak lo? Buktinya adek kelas nyapa lo dengan sebutan “Emily” dah menurut gue lo tuh banyak penggermanya deehh..” sahutnya dengan saran.
“aaaahhhh.. dasar lo!” sahut ku kesel.
“Ella..lo tadi di cariin tuh ma kepsek. Cepet gih nanti di tunggu lama pak kepsek” Tanya Tania memanggil di seberang pintu kelas dengan teriak.
“oh ok Tan…”
Tanpa berfikir panjang Ella jalan menuju ke ruang kepsek. Saat dia bertemu pak kepsek, Ella duduk dan siap mendengarkan pembicaraan dengan baik.
“nak, kamu bapak panggil ke sini karena ada hal penting yang harus kamu ketahui. Yadi bapak mendapatkan informasi bahwa…..” tanyanya
Ella sudah menduga bahwa berita ini pasti buruk. Sama seperti dengan mimpi buruknya. Ella memejamkan matanya seolah-olah tidak mau mendengarkannya.
“La, kamu kenapa? Bapak kasih tahu … selamat yaa cerpen kamu terpilih denagn juara 1 dan banyak peminat yang membaca cerpen mu di semua kalangan remaja. Bapak senag sekali” sahutnya bangga.
Lalu Ella membuka matanya dan dia tidak sangka kalau cerpenya menjadi juara 1 antar SMA. Ini membuat dugaannya meleset tidak seperti apa yang dia pikirkan selama ini.
“benar pak? Saya pemenangnya pak? Alhamdulliah” Tanya ku dengan tidak percaya.
“yaa kamu pemenangnya nak, sekali lagi selamat ya. Ini adalah uang sebesar Rp2.500.000 ini uang mu nak” kepsek memberi uang kepada Ella.
Tak di sangka kalau hobinya membawa kebanggaan dan masa depannya. Cepat-cepat dia ingin memberitahukan kepada sahabatnya dan orang tuanya.
“wwwaaaahhh.. selamat yaa!” sahut dari sahabatnya dengan senang.
Akhirnya papanya sudak mulai agak memabaik. Sementara itu Ella mendapatkan kejutan dari seorang cewek yang memang dia pernah di ikuti oleh cewek misteri. Ternyata cewek yang di anggap cewek misteri itu adalah teman masa waktu kecil Ella. Ella baru ingat kalau teman kecilnya itu bisa satu sekolah dengannya.
“kamu Cha… yang ikuti aku. Dikirain siapa, habisnya aku takut. Tapi aku seneng banget bisa ketemu kamu. Sudah 16 tahun kita gak pernah bertemu” Tanya ku sambil memeluk senang.
“iya.. maaf yaa bikin kamu ketakutan. Habisnya aku gak berani nyapa kamu takut salah panggil nantinya. Aku kangen banget juga sama kamu La… eh selamatnya kamu juara 1 nihh yeee..” sahutnya senang.
“yap makasih yaa Cha… eh aku kenalin ke teman-teman ku yah?”
Ella menghampiri sahabatnya yang sedang duduk di kantin.
“guys…. Kenalin teman kecil gue dulu nih..”
Mereka bertiga langsung menyapa senang. Kemudian mereka mengobrol tentang masa-masa Ella dan Chacha di waktu kecil. Tak lama 2 hari berlangsung mereka menjadi akrab dengan Chacha.
“Cha lo tau gak? Kan sih Ella di panggil Emily tahu sama ade kelasnya habisnya dari cara dia jalan, rambut berponi kuda, suka warna hitam dan semua anak di sini menganggap dia tuh Emily lho hihihi…” Tanya Bebby.
“oh.. masa sih dia di panggil begitu. Duh dasar tuh anak gak pernah berubah gayanya ckck..”
“berarti lo tahu dong?” Tanya Bebby kaget.
“yap…tapi gue enjoy aja berteman sama dia”
Lalu Ella mendengar pembicaraan mereka berdua dengan wajah kesal.
“HEH GUE DENGER TAHU… JANGAN PANGGIL GUE EMILY TAHU!!!”
Mereka hanya bisa tertawa saja melihat ekspresi Ella yang celetuk.
“huhu dasar kau Ella…alias Emily! Hihihihi….^^”